Kangen blog

Mengenal Lebih Dekat Bacaan Maulid Diba Latin dan Artinya: Panduan Lengkap

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Maulid Diba’ adalah salah satu kitab Maulid yang paling populer dan sering dibaca oleh umat Islam, khususnya di Indonesia, untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kitab ini tidak hanya sekadar kumpulan puji-pujian, tetapi juga sebuah jembatan spiritual yang menghubungkan hati kita dengan teladan sempurna Rasulullah SAW. Dalam artikel yang panjang dan komprehensif ini, kita akan menyelami lebih dalam tentang Maulid Diba’, memahami sejarahnya, struktur isinya, manfaat membacanya, dan tentu saja, kita akan fokus pada bacaan maulid diba latin dan artinya secara mendetail, ayat per ayat, agar kita dapat menghayati setiap lantunan dengan penuh makna.

Pendahuluan: Mengapa Maulid Diba’ Begitu Dicintai?

Maulid Diba’ ditulis oleh seorang ulama besar bernama Imam Abdurrahman Ad-Diba’i, yang wafat pada tahun 944 Hijriyah. Karya beliau ini disusun dengan bahasa yang indah, puitis, dan penuh sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW. Keindahan sastra, kedalaman makna, serta narasi yang mengharukan tentang perjalanan hidup Nabi dari sebelum kelahiran hingga wafatnya, menjadikan Maulid Diba’ sebagai bacaan yang mudah diterima dan dicintai oleh banyak kalangan.

Membaca Maulid Diba’ bukan hanya ritual, tetapi juga sebuah upaya untuk menumbuhkan cinta kepada Rasulullah, meneladani akhlaknya, dan menghidupkan kembali sunah-sunahnya dalam kehidupan sehari-hari. Di berbagai pelosok negeri, majelis-majelis Maulid Diba’ diselenggarakan secara rutin, baik di masjid, musholla, rumah, maupun pusat kegiatan Islam lainnya. Ia menjadi sarana silaturahmi, mempererat ukhuwah Islamiyah, sekaligus madrasah spiritual untuk mengenal lebih dekat sosok Nabi akhir zaman.

Dalam konteks modern, ketika banyak generasi muda mungkin kesulitan mengakses teks Arab asli, keberadaan bacaan maulid diba latin dan artinya menjadi sangat vital. Transliterasi Latin mempermudah mereka yang belum fasih membaca huruf Arab, sementara terjemahan artinya membuka pintu pemahaman terhadap pesan-pesan mulia yang terkandung di dalamnya. Mari kita memulai perjalanan spiritual ini dengan memahami latar belakang dan esensi Maulid Diba’ sebelum kita menyelami teks-teksnya.

Sejarah dan Penulis Maulid Diba’

Imam Abdurrahman Ad-Diba’i, nama lengkap beliau adalah Abul Faraj Abdurrahman bin Ali bin Muhammad Asy-Syaibani Ad-Diba’i Asy-Syafii. Beliau adalah seorang sejarawan, ahli hadis, dan ulama terkemuka dari Yaman. Lahir di Zabid, Yaman, pada tahun 866 H (1461 M), Imam Ad-Diba’i tumbuh besar dalam lingkungan keilmuan yang kental. Beliau dikenal sebagai seorang yang sangat produktif dalam menulis, dengan karya-karya yang meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan Islam, mulai dari hadis, fiqih, sejarah, hingga sastra.

Karya monumental beliau yang kita kenal sebagai Maulid Diba’ ini bukanlah satu-satunya. Imam Ad-Diba’i juga menulis banyak kitab lain, termasuk Syarah Shahih Bukhari, Taisirul Wushul ila Jami’il Ushul, dan lain sebagainya. Penulisan Maulid Diba’ sendiri diperkirakan terjadi pada masa akhir hidup beliau, sebagai bentuk persembahan cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Gaya bahasa yang digunakan dalam Maulid Diba’ sangatlah indah dan puitis, memadukan prosa dan puisi dalam bentuk nazam. Ini menunjukkan keahlian Imam Ad-Diba’i yang luar biasa dalam sastra Arab. Beliau merangkai kisah hidup Nabi dengan sanjungan, doa, dan pujian yang menyentuh hati. Kisah-kisah yang dinarasikan dalam Maulid Diba’ bersumber dari riwayat-riwayat yang sahih dan dapat dipercaya, menjadikannya bukan hanya karya sastra, tetapi juga sumber informasi sejarah yang akurat mengenai kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Setelah wafatnya Imam Ad-Diba’i, Maulid Diba’ menyebar luas ke berbagai penjuru dunia Islam, terutama melalui jalur perdagangan dan dakwah. Di Nusantara, Maulid Diba’ tiba bersamaan dengan kedatangan para ulama dan pedagang dari Yaman, Hadramaut, dan sekitarnya. Sejak saat itu, ia menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi keagamaan masyarakat Muslim di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Struktur dan Isi Maulid Diba’

Maulid Diba’ memiliki struktur yang teratur dan sistematis, memungkinkan pembacanya untuk mengikuti alur cerita kehidupan Nabi Muhammad SAW dengan mudah. Secara umum, isi Maulid Diba’ dapat dibagi menjadi beberapa bagian utama:

  1. Pembukaan (Muqaddimah): Dimulai dengan puji-pujian kepada Allah SWT dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Bagian ini biasanya berisi doa-doa pembuka dan niat untuk berkumpul dalam rangka mengingat Nabi.
  2. Kisah Kelahiran (Tarikh Milad): Bagian ini menceritakan tentang tanda-tanda kebesaran Allah sebelum kelahiran Nabi, seperti tahun Gajah, nasab atau silsilah beliau yang mulia, kondisi Kota Mekah saat itu, hingga proses kelahiran Nabi yang penuh mukjizat dan keistimewaan.
  3. Kisah Masa Kecil dan Remaja: Melanjutkan narasi tentang masa kanak-kanak Nabi, pengasuhan oleh Halimah As-Sa’diyah, peristiwa pembelahan dada, perjalanan ke Syam, hingga masa remaja beliau yang dikenal dengan julukan Al-Amin (yang terpercaya).
  4. Kisah Kenabian dan Dakwah: Menceritakan tentang wahyu pertama, awal mula dakwah, tantangan dan rintangan yang dihadapi Nabi, hijrah ke Madinah, pembangunan masyarakat Islam, hingga kemenangan-kemenangan dalam peperangan.
  5. Pujian dan Keutamaan Nabi (Madaih Nabawiyah): Bagian ini tersebar di sepanjang Maulid Diba’, berisi sanjungan-sanjungan atas akhlak mulia Nabi, sifat-sifatnya yang terpuji, mukjizat-mukjizatnya, serta kedudukannya yang agung di sisi Allah SWT.
  6. Qiyam: Ini adalah bagian yang paling khas dan menjadi puncak dari pembacaan Maulid Diba’. Pada bagian ini, semua hadirin berdiri sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan kepada Nabi Muhammad SAW, sambil melantunkan shalawat “Ya Nabi Salam Alaika”. Suasana pada bagian ini seringkali sangat emosional dan mengharukan.
  7. Doa Penutup: Setelah Qiyam, Maulid Diba’ diakhiri dengan doa-doa penutup yang memohon keberkahan, rahmat, ampunan, serta syafaat Nabi Muhammad SAW.

Setiap bagian ini disusun dengan bahasa yang indah, kadang dalam bentuk prosa berirama, kadang dalam bentuk syair (nadhoman) yang dapat dilantunkan dengan irama tertentu. Kehadiran bacaan maulid diba latin dan artinya dalam pembahasan kita ini akan membantu kita memahami setiap detail dari struktur tersebut.

Manfaat dan Keutamaan Membaca Maulid Diba’

Membaca Maulid Diba’ bukan sekadar tradisi tanpa makna. Ada banyak manfaat dan keutamaan yang dapat kita raih dengan rutin mengamalkannya, di antaranya:

  1. Menumbuhkan Cinta kepada Rasulullah SAW: Ini adalah tujuan utama. Dengan mendengarkan atau membaca kisah hidup Nabi, sifat-sifatnya yang mulia, dan pengorbanannya, hati kita akan tergerak untuk mencintai beliau lebih dalam. Cinta kepada Nabi adalah bagian dari kesempurnaan iman.
  2. Mendapatkan Syafaat Nabi: Salah satu harapan terbesar umat Islam adalah mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW di hari kiamat. Dengan memperbanyak shalawat dan mengingat beliau, kita berharap termasuk golongan yang berhak mendapatkan syafaatnya.
  3. Memperbanyak Shalawat: Maulid Diba’ adalah kumpulan shalawat dan pujian kepada Nabi. Setiap huruf yang kita baca atau dengar akan mendatangkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa bershalawat kepadaku sekali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”
  4. Meneladani Akhlak Nabi: Dengan mengetahui detail kehidupan Nabi, kita akan terinspirasi untuk meneladani akhlaknya yang agung dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia, maupun lingkungan.
  5. Mempererat Silaturahmi: Majelis-majelis Maulid Diba’ seringkali menjadi ajang berkumpulnya umat Islam, mempererat tali persaudaraan, dan merasakan kebersamaan dalam mengingat dan memuji Nabi.
  6. Mendapatkan Keberkahan dan Rahmat: Mengadakan atau menghadiri majelis ilmu dan dzikir, termasuk Maulid, diyakini akan mendatangkan keberkahan dan rahmat dari Allah SWT, serta turunnya malaikat-malaikat rahmat.
  7. Meningkatkan Pengetahuan Sejarah Islam: Maulid Diba’ secara tidak langsung adalah pelajaran sejarah tentang Nabi Muhammad SAW. Bagi mereka yang belum banyak membaca sirah nabawiyah, Maulid Diba’ menjadi pintu gerbang untuk mengenal sejarah hidup beliau.
  8. Menjaga Tradisi Salafus Shalih: Tradisi membaca Maulid telah dilakukan oleh para ulama terdahulu dan menjadi bagian dari syiar Islam yang positif. Dengan melestarikannya, kita ikut menjaga tradisi kebaikan yang telah diwariskan.

Memahami bacaan maulid diba latin dan artinya akan memperkaya pengalaman spiritual kita, mengubah sekadar lantunan menjadi perenungan yang mendalam.

Panduan Membaca Maulid Diba’

Membaca Maulid Diba’ bisa dilakukan secara individu maupun berjamaah. Namun, tradisi yang lebih umum adalah membacanya secara berjamaah dalam suatu majelis. Berikut adalah beberapa adab atau etika yang baik saat membaca atau menghadiri majelis Maulid Diba’:

  1. Niat Ikhlas: Niatkan dalam hati bahwa kita membaca atau menghadiri Maulid Diba’ semata-mata karena Allah SWT, untuk mencintai Nabi-Nya, dan mengharapkan ridha-Nya.
  2. Bersuci: Hendaknya dalam keadaan suci dari hadas besar maupun kecil. Berwudu adalah hal yang sangat dianjurkan.
  3. Pakaian Terbaik: Mengenakan pakaian yang bersih dan rapi sebagai bentuk penghormatan kepada majelis ilmu dan Nabi Muhammad SAW.
  4. Fokus dan Khusyuk: Usahakan untuk menjaga hati dan pikiran tetap fokus pada bacaan dan maknanya. Hindari berbicara atau melakukan hal-hal yang tidak relevan.
  5. Mengikuti Irama: Jika membaca secara berjamaah, usahakan mengikuti irama yang dipimpin oleh imam atau qari agar suasana tetap syahdu dan seragam.
  6. Berdiri saat Qiyam: Ketika tiba bagian Qiyam (“Ya Nabi Salam Alaika”), berdirilah dengan tegak dan penuh hormat, melantunkan shalawat dengan sepenuh hati.
  7. Memahami Makna: Ini adalah poin krusial. Dengan memahami bacaan maulid diba latin dan artinya, kita tidak hanya membaca, tetapi juga menghayati dan mengambil pelajaran dari setiap kisah dan puji-pujian.

Sekarang, mari kita mulai menyelami bagian inti dari artikel ini: bacaan maulid diba latin dan artinya secara rinci. Kita akan membahas beberapa bagian penting dari Maulid Diba’, lengkap dengan transliterasi Latin dan terjemahan bahasa Indonesianya, disertai penjelasan mendalam.


BAGIAN I: PEMBUKAAN (MUQADDIMAH) DAN PUJIAN AWAL

Maulid Diba’ biasanya dimulai dengan doa pembukaan dan puji-pujian kepada Allah SWT sebelum beralih kepada Rasulullah SAW. Ini adalah adab yang baik, memulai segala sesuatu dengan mengingat Sang Pencipta.

1. Basmalah, Hamdalah, dan Shalawat Pembuka

Setiap kebaikan dimulai dengan menyebut nama Allah. Begitu pula Maulid Diba’.

Teks Asli (Bagian 1): بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ

Bacaan Maulid Diba Latin: Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillaahi Robbil ‘aalamiin Allahumma sholli wa sallim wa baarik ‘alaih

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ya Allah, limpahkan rahmat, keselamatan, dan keberkahan kepadanya (Nabi Muhammad).

Penjelasan Mendalam: Pembukaan ini adalah fondasi spiritual. “Bismillaahirrohmaanirrohiim” adalah gerbang setiap amal saleh, memohon pertolongan dan keberkahan dari Allah. “Alhamdulillaahi Robbil ‘aalamiin” adalah pengakuan atas segala nikmat yang tak terhingga dari Allah, serta pengakuan bahwa Dialah Rabb yang menguasai dan mengatur seluruh alam semesta. Ini menanamkan rasa syukur dalam hati. Kemudian, “Allahumma sholli wa sallim wa baarik ‘alaih” adalah permulaan shalawat yang akan terus bergema sepanjang Maulid. Ini adalah doa memohon rahmat, keselamatan, dan keberkahan bagi Nabi Muhammad SAW, sebagai wujud cinta dan penghormatan. Ini juga mengingatkan kita bahwa Nabi adalah jembatan rahmat Allah bagi kita.

2. Pujian kepada Allah SWT

Setelah pembukaan umum, Maulid Diba’ melanjutkan dengan puji-pujian yang lebih spesifik kepada Allah SWT, mengakui keesaan dan kebesaran-Nya.

Teks Asli (Bagian 2): يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدْ يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ يَا رَبِّ بَلِّغْهُ الْوَسِيْلَةْ يَا رَبِّ خُصَّهُ بِالْفَضِيْلَةْ

Bacaan Maulid Diba Latin: Ya Robbi sholli ‘ala Muhammad Ya Robbi sholli ‘alaihi wa sallim Ya Robbi ballighhul wasiilah Ya Robbi khusshoh bil fadliilah

Artinya: Ya Tuhanku, limpahkan rahmat kepada Muhammad. Ya Tuhanku, limpahkan rahmat dan keselamatan kepadanya. Ya Tuhanku, sampaikan kepadanya Al-Wasilah (kedudukan tertinggi di surga). Ya Tuhanku, khususkan dia dengan keutamaan (yang paling mulia).

Penjelasan Mendalam: Bagian ini adalah serangkaian doa dan pujian yang diulang-ulang, menanamkan kekhusyukan. Setiap baris dimulai dengan “Ya Robbi,” memanggil Allah SWT dengan penuh kerendahan hati. Permohonan untuk melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad SAW diulang, menunjukkan pentingnya shalawat. Kemudian, kita memohon agar Nabi diberikan Al-Wasilah, yaitu sebuah kedudukan yang mulia di surga yang hanya akan diberikan kepada satu hamba Allah. Ini adalah doa yang diajarkan Nabi SAW sendiri setelah mendengar adzan. Lalu, kita juga memohon agar Nabi dikhususkan dengan segala keutamaan dan kemuliaan di atas seluruh makhluk. Ini adalah pengakuan atas keagungan dan kedudukan istimewa Nabi di sisi Allah. Setiap lantunan ini adalah pengingat akan kemuliaan Nabi dan harapan kita akan syafaatnya.

3. Pengakuan Keimanan dan Permohonan Ampunan

Sebelum melangkah lebih jauh, Maulid Diba’ menyisipkan pengakuan keimanan dan permohonan ampunan, sebagai bentuk tawadhu’ (kerendahan hati) di hadapan Allah.

Teks Asli (Bagian 3): يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ الصَّحَابَةْ يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ السُّلالَةْ يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ الْمَشَايِخْ يَا رَبِّ وَارْحَمْ وَالِدِيْنَا يَا رَبِّ وَارْحَمْنَا جَمِيْعًا يَا رَبِّ وَاغْفِرْ لِكُلِّ مُذْنِبْ يَا رَبِّ لَا تَقْطَعْ رَجَانَا يَا رَبِّ يَا سَامِعْ دُعَانَا

Bacaan Maulid Diba Latin: Ya Robbi wardlo ‘anish shohaabah Ya Robbi wardlo ‘anis sulaalah Ya Robbi wardlo ‘anil masyaayikh Ya Robbi warham waalidiinaa Ya Robbi warhamnaa jamii’aa Ya Robbi waghfir likulli mudznib Ya Robbi laa taqtho’ rojaanaa Ya Robbi yaa saamii’ du’aanaa

Artinya: Ya Tuhanku, ridhailah para sahabat. Ya Tuhanku, ridhailah keturunan Nabi. Ya Tuhanku, ridhailah para guru (syaikh). Ya Tuhanku, rahmatilah kedua orang tua kami. Ya Tuhanku, rahmatilah kami semua. Ya Tuhanku, ampunilah setiap orang yang berdosa. Ya Tuhanku, janganlah Engkau putuskan harapan kami. Ya Tuhanku, wahai Dzat yang Maha Mendengar doa kami.

Penjelasan Mendalam: Bagian ini memperluas cakupan doa, tidak hanya untuk Nabi, tetapi juga untuk orang-orang terdekat dan tercinta dalam Islam. Dimulai dengan permohonan ridha Allah untuk para sahabat Nabi, yang telah berjuang dan berkorban demi tegaknya Islam. Kemudian, untuk keturunan Nabi (ahlul bait), yang merupakan pelanjut risalah secara genetik dan spiritual. Lalu, untuk para guru dan ulama (masyayikh), yang telah membimbing umat dalam ilmu dan amal.

Doa kemudian beralih ke diri sendiri dan orang-orang terdekat: memohon rahmat untuk kedua orang tua, yang jasanya tak terhingga; memohon rahmat untuk seluruh hadirin; dan yang terpenting, memohon ampunan bagi setiap pendosa, termasuk diri kita sendiri. Ini adalah pengakuan akan dosa dan kelemahan manusia. Dua baris terakhir adalah puncak permohonan dengan penuh harap: janganlah Allah memutuskan harapan kita akan rahmat dan ampunan-Nya, dan meyakini bahwa Allah Maha Mendengar setiap doa yang dipanjatkan. Ini menunjukkan tawakal dan keimanan yang kuat kepada Allah.


BAGIAN II: NASAB MULIA DAN KELAHIRAN NABI SAW

Setelah pembukaan yang penuh pujian dan doa, Maulid Diba’ mulai masuk ke dalam narasi sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW, dimulai dari nasabnya yang mulia hingga kelahirannya yang penuh berkah.

1. Pujian Atas Nasab Nabi

Maulid Diba’ mengawali kisah dengan menggambarkan kemuliaan nasab Nabi Muhammad SAW.

Teks Asli (Bagian 4): فَقَدْ جَاءَنَا بِالْحَقِّ وَأَرْسَلَهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَفْضَلِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ وَأَشْرَفِ الْمَخْلُوْقَاتِ أَجْمَعِينَ هُوَ سَيِّدُنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٌ

Bacaan Maulid Diba Latin: Faqod jaa-anaa bil haqqi wa arsalahu, shollallahu ‘alaihi wa sallam Min afdlolil anbiyaa-i wal mursaliin Wa asyrofil makhluuqooti ajma’iin Huwa sayyidunaa wa maulaanaa Muhammadun

Artinya: Sungguh telah datang kepada kami dengan kebenaran dan Dia (Allah) telah mengutusnya, semoga shalawat dan salam terlimpah padanya. (Dia) dari sebaik-baik para nabi dan rasul. Dan semulia-mulia semua makhluk. Dialah junjungan kita dan penolong kita, Muhammad.

Penjelasan Mendalam: Bagian ini adalah penegasan tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW. Frasa “Faqod jaa-anaa bil haqqi wa arsalahu” menegaskan bahwa Nabi datang membawa kebenaran dari Allah dan diutus oleh-Nya. Kemudian, langsung disusul dengan shalawat dan salam sebagai bentuk penghormatan.

Selanjutnya, Maulid Diba’ tidak ragu-ragu menempatkan Nabi Muhammad pada kedudukan tertinggi: “Min afdlolil anbiyaa-i wal mursaliin wa asyrofil makhluuqooti ajma’iin”. Ini adalah pengakuan mutlak bahwa Nabi Muhammad adalah nabi dan rasul yang paling utama, serta makhluk yang paling mulia di antara seluruh ciptaan Allah. Ini bukan hanya pujian, tetapi juga doktrin keimanan bagi umat Islam yang meyakini keutamaan beliau di atas segala makhluk.

Dan diakhiri dengan penegasan identitas: “Huwa sayyidunaa wa maulaanaa Muhammadun.” Dia adalah junjungan kita (sayyidunaa), yang berarti pemimpin, tuan, dan teladan kita. Dan penolong kita (maulaanaa), yang berarti pelindung, pendukung, dan pemberi syafaat. Ini adalah pengakuan spiritual akan keterikatan dan ketergantungan kita kepada beliau.

2. Cahaya Nabi Sebelum Kelahiran

Maulid Diba’ juga menarasikan bagaimana cahaya Nabi Muhammad SAW telah ada jauh sebelum kelahirannya, berpindah dari satu sulbi suci ke sulbi suci lainnya.

Teks Asli (Bagian 5): فَسُبْحَانَ مَنْ أَرْسَلَهُ بِالْهُدَى وَبِالْحَقِّ وَالْفَرْقَانِ مُبَيِّنًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَمَنْ جَعَلَ نُوْرَهُ فِي أَصْلَابِ الطَّاهِرِيْنَ وَبُطُوْنِ الْمُطَهَّرَاتِ، نُوْرًا مُشِعًّا

Bacaan Maulid Diba Latin: Fa subhaana man arsalahu bil hudaa Wa bil haqqi wal furqooni mubayyinan likulli syai’in Wa man ja’ala nuurohu fii ashlaabith thoohiriin Wa buthuunil muthohharooti, nuuron musyi’‘an

Artinya: Maha Suci Dzat yang mengutusnya dengan petunjuk, Dan dengan kebenaran serta pembeda yang menjelaskan segala sesuatu. Dan Dzat yang menjadikan cahayanya (Nabi) pada sulbi orang-orang yang suci, Dan rahim-rahim wanita yang disucikan, sebagai cahaya yang memancar.

Penjelasan Mendalam: Bagian ini memuji Allah yang mengutus Nabi Muhammad dengan petunjuk (Al-Huda), kebenaran (Al-Haqq), dan pembeda (Al-Furqan, yaitu Al-Qur’an) yang menjelaskan segala sesuatu. Ini adalah pengakuan akan misi kenabian Muhammad yang membawa cahaya dan kejelasan bagi umat manusia.

Kemudian, ada narasi indah tentang “nur Muhammad” (cahaya Muhammad). Ini adalah keyakinan bahwa ruh atau cahaya Nabi Muhammad telah diciptakan Allah sebelum makhluk lainnya, dan cahaya tersebut berpindah dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui para leluhur beliau yang suci dan mulia. “Fii ashlaabith thoohiriin wa buthuunil muthohharooti” merujuk pada silsilah Nabi yang terjaga kesuciannya, dari Nabi Adam hingga Abdullah dan Aminah. Cahaya ini digambarkan sebagai “nuuron musyi’‘an,” cahaya yang memancar, menyinari kegelapan dan membawa harapan. Ini adalah gambaran profetik yang indah tentang bagaimana Nabi Muhammad adalah puncak dari sebuah garis keturunan yang diberkahi.

3. Kisah Tanda-Tanda Sebelum Kelahiran

Maulid Diba’ juga membahas tanda-tanda alam dan peristiwa-peristiwa besar yang mendahului kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Teks Asli (Bagian 6): وَلَمَّا أَرَادَ اللهُ تَعَالَى إِبْرَازَ هَذَا الْكَرِيْمِ الْعَظِيْمِ أَظْهَرَ فِي الْوُجُوْدِ عَلَامَاتٍ جَمَّةً، وَأَمَارَاتٍ كَثِيْرَةً فَأَنَارَ الْأَرْضَ بِجَمَالِهِ وَشَرُفَتِ السَّمَاوَاتُ بِكَمَالِهِ وَمَا كَانَ لِلْأَكْوَانِ إِلَّا أَنْ تَفْرَحَ بِقُدُومِهِ

Bacaan Maulid Diba Latin: Wa lammaa aroodallahu ta’aalaa ibrooza haadzaal kariimil ‘adziimi Adh-haro fil wujuudi ‘alaamaatin jammatan, wa amaaraatin katsiirah Fa anaarol ardlo bi jamaalihi Wa syarufatis samaawaatu bi kamaalihi Wa maa kaana lil akwaani illaa an tafroha bi quduumihi

Artinya: Ketika Allah Ta’ala menghendaki untuk menampakkan kemuliaan yang agung ini (Nabi Muhammad), Dia menampakkan di alam semesta tanda-tanda yang banyak, dan isyarat-isyarat yang melimpah. Maka bersinarlah bumi dengan keindahannya (Nabi), Dan mulialah langit dengan kesempurnaannya. Dan tiadalah bagi semesta alam kecuali bergembira dengan kedatangannya.

Penjelasan Mendalam: Bagian ini bercerita tentang kehendak Allah untuk menampakkan “kemuliaan yang agung” ini, yaitu Nabi Muhammad SAW. Sebelum kelahirannya, Allah menunjukkan banyak tanda dan isyarat di alam semesta. Ini termasuk peristiwa-peristiwa seperti padamnya api abadi kaum Majusi, runtuhnya berhala-berhala di Ka’bah, gempa bumi di istana Kisra, dan tentu saja, peristiwa Tahun Gajah yang diabadikan dalam Al-Qur’an.

Narasi ini menekankan bahwa bukan hanya manusia yang bergembira dengan kedatangan Nabi, tetapi seluruh alam semesta. Bumi menjadi terang benderang dengan “keindahan” Nabi (bi jamaalihi), dan langit menjadi mulia dengan “kesempurnaannya” (bi kamaalihi). Ini adalah gambaran kosmis tentang dampak kelahiran Nabi Muhammad SAW yang meresap ke seluruh penjuru alam. Alam semesta seolah-olah menantikan kedatangan sang rahmat bagi sekalian alam, dan ketika beliau lahir, semua bergembira. Ini adalah cara Maulid Diba’ menanamkan keagungan Nabi Muhammad SAW.

4. Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Puncak dari narasi awal adalah kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang mulia.

Teks Asli (Bagian 7): فَحِيْنَمَا تَشَرَّفَتْ بِهِ الْأَكْوَانُ وَتَنَوَّرَتْ بِجَمَالِهِ الْأَرْضُ وَالسَّمَاوَاتُ وُلِدَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ الْاِثْنَيْنِ الثَّانِيَ عَشَرَ مِنْ شَهْرِ رَبِيْعِ الْأَوَّلِ بِفَمِّ أُمِّهِ آمِنَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا فَأَسْفَرَتِ الْأَرْضُ وَاشْرَقَتْ وَتَزَيَّنَتِ الْجِنَانُ لِقُدُومِهِ

Bacaan Maulid Diba Latin: Fahiinamaa tasyarrofat bihil akwaanu Wa tanawwarot bi jamaalihiil ardlu was samaawaatu Wulida sayyidunaa Muhammadun shollallahu ‘alaihi wa sallam Lailatal itsnaini ats-tsaaniya ‘asyaro min syahri Robii’il Awwali Bi fammi ummihi Aaminata rodliyallahu ‘anhaa Fa asfarotil ardlu wa asyroqot Wa tazayyanatil jinaanu li quduumihi

Artinya: Maka, ketika semesta alam merasa mulia dengannya (Nabi), Dan bumi serta langit diterangi oleh keindahannya, Lahirlah junjungan kita Muhammad SAW, Pada malam Senin, tanggal dua belas dari bulan Rabi’ul Awal, Dari rahim ibunya, Aminah, semoga Allah meridhoinya. Maka bumi bersinar dan terang benderang, Dan surga pun berhias untuk kedatangannya.

Penjelasan Mendalam: Bagian ini adalah momen yang ditunggu-tunggu: kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dengan bahasa yang indah, Maulid Diba’ menggambarkan bagaimana seluruh alam semesta merasa terhormat dan bersinar dengan kedatangan beliau. Bumi dan langit diterangi oleh keindahan beliau, menegaskan kembali dampak universal kelahiran Nabi.

Kemudian, Maulid Diba’ menyebutkan secara spesifik waktu kelahiran: malam Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awal. Ini adalah tanggal yang secara umum diterima dan dirayakan oleh umat Islam sebagai hari kelahiran Nabi. Sang ibu yang melahirkannya adalah Sayyidah Aminah binti Wahab, yang didoakan keridhaan Allah baginya.

Kelahiran ini digambarkan dengan peristiwa-peristiwa luar biasa: bumi bersinar terang benderang (“fa asfarotil ardlu wa asyroqot”), dan bahkan surga pun berhias diri untuk menyambut kedatangannya (“wa tazayyanatil jinaanu li quduumihi”). Ini adalah gambaran metaforis yang kuat untuk menunjukkan betapa agungnya peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ini adalah momen yang membangkitkan rasa takjub, syukur, dan cinta dalam hati pembacanya.


BAGIAN III: PUJIAN DAN SIFAT-SIFAT MULIA NABI

Setelah kisah kelahiran, Maulid Diba’ seringkali menyelingi narasi dengan puji-pujian atas sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW dan permohonan agar Allah melimpahkan shalawat kepada beliau. Bagian ini memperkaya pemahaman kita tentang bacaan maulid diba latin dan artinya.

1. Keistimewaan Nabi Muhammad SAW

Maulid Diba’ menguraikan beberapa keistimewaan Nabi Muhammad SAW.

Teks Asli (Bagian 8): وَخُصَّ بِشَرَفٍ وَسُؤْدَدٍ وَبِجَاهٍ وَعُلُوٍّ فِي الدَّرَجَاتِ لِأَنَّهُ سَيِّدُ الْخَلْقِ أَجْمَعِينَ وَنُوْرُ الْأَرْوَاحِ وَالْأَبْدَانِ شَفِيْعُنَا يَوْمَ الدِّيْنِ

Bacaan Maulid Diba Latin: Wa khusso bi syarafin wa su’dadin Wa bijahin wa ‘uluwwin fid darojaati Li annahu sayyidul kholqi ajma’iin Wa nuurul arwaahi wal abdaani Syafii’unaa yaumad diini

Artinya: Dan dikhususkan baginya kemuliaan dan kepemimpinan, Dan kedudukan yang tinggi di derajat-derajat (surga). Karena sesungguhnya dia adalah pemimpin seluruh makhluk. Dan cahaya bagi ruh dan jasad. Pemberi syafaat bagi kita di hari kiamat.

Penjelasan Mendalam: Bagian ini merangkum beberapa keistimewaan utama Nabi Muhammad SAW. Beliau dikhususkan dengan “syarafin wa su’dadin” (kemuliaan dan kepemimpinan), menunjukkan bahwa beliau adalah pemimpin dan teladan yang paling mulia. Juga diberikan “jaahin wa ‘uluwwin fid darojaati” (kedudukan dan derajat yang tinggi), baik di dunia maupun di akhirat.

Alasan di balik keistimewaan ini adalah karena beliau adalah “sayyidul kholqi ajma’iin” (pemimpin seluruh makhluk). Gelar ini tidak hanya mencakup manusia, tetapi seluruh ciptaan Allah. Beliau juga digambarkan sebagai “nuurul arwaahi wal abdaani” (cahaya bagi ruh dan jasad), yang berarti petunjuk dan penerang bagi kehidupan spiritual maupun fisik.

Puncak dari keistimewaan yang paling diidamkan umat adalah “syafii’unaa yaumad diini” (pemberi syafaat bagi kita di hari kiamat). Ini adalah pengingat akan peran Nabi sebagai perantara bagi umatnya di hadapan Allah pada hari perhitungan. Baris ini menegaskan harapan besar kita kepada beliau.

2. Pujian atas Akhlak Nabi

Maulid Diba’ seringkali memuji akhlak Nabi yang sempurna.

Teks Asli (Bagian 9): طَابَتْ مَوَالِدُهُ، وَطَابَتْ أَخْلَاقُهُ هُوَ الْبَدْرُ الْكَامِلُ، وَالنُّوْرُ السَّاطِعُ جَاءَ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ فَكَانَتْ شَمَائِلُهُ وَصِفَاتُهُ الْحُسْنَى دَلِيْلًا عَلَى نُبُوَّتِهِ وَصِدْقِ رِسَالَتِهِ

Bacaan Maulid Diba Latin: Thoobat mawaaliduhi, wa thoobat akhlaaquhu Huwal badrul kaamilu, wan nuurus saathi’u Jaa-a bil hudaa wa diinil haqqi Fakaanat syamaa’iluhu wa shifaatuhul husnaa Daliilan ‘alaa nubuwwatihi wa shidqi risaalatihi

Artinya: Mulia kelahirannya, dan mulia akhlaknya. Dialah bulan purnama yang sempurna, dan cahaya yang bersinar terang. Dia datang membawa petunjuk dan agama yang benar. Maka sifat-sifatnya yang mulia dan akhlaknya yang baik Adalah bukti atas kenabiannya dan kebenaran risalahnya.

Penjelasan Mendalam: Bagian ini memfokuskan pada dua aspek penting Nabi: kelahirannya yang mulia (“thoobat mawaaliduhi”) dan akhlaknya yang sempurna (“wa thoobat akhlaaquhu”). Ini menunjukkan bahwa beliau adalah pribadi yang sempurna dari awal hingga akhir.

Beliau digambarkan dengan metafora indah: “huwal badrul kaamilu” (dialah bulan purnama yang sempurna) dan “wan nuurus saathi’u” (cahaya yang bersinar terang). Metafora ini menggambarkan kesempurnaan dan keindahan Nabi yang memancarkan petunjuk dan kejelasan.

Kemudian ditegaskan kembali bahwa beliau datang “bil hudaa wa diinil haqqi” (membawa petunjuk dan agama yang benar), yaitu Islam. Akhirnya, Maulid Diba’ menyimpulkan bahwa akhlak dan sifat-sifat mulia Nabi (“syamaa’iluhu wa shifaatuhul husnaa”) itu sendiri adalah bukti nyata atas kenabiannya dan kebenaran risalahnya. Ini adalah argumen yang kuat; akhlak beliau yang agung adalah mukjizat hidup yang meyakinkan akan kenabiannya.

3. Doa Tambahan dan Shalawat

Bagian-bagian ini sering disisipkan sebagai jeda atau pengantar ke bagian selanjutnya, selalu dengan doa dan shalawat.

Teks Asli (Bagian 10): يَا رَسُوْلَ اللهِ سَلَامٌ عَلَيْكَ يَا رَفِيْعَ الشَّانِ وَالدَّرَجِ عَطْفَةً يَا جِيْرَةَ الْعَلَمِ يَا أُهَيْلَ الْجُوْدِ وَالْكَرَمِ

Bacaan Maulid Diba Latin: Ya Rosuulallaah salaamun ‘alaik Ya rofii’asy syaani wad daroji ‘Athfatan yaa jiiratal ‘alami Yaa uhailal juudi wal karomi

Artinya: Wahai Rasulullah, salam atasmu. Wahai yang tinggi kedudukan dan derajatnya. Berbelas kasihlah wahai tetangga dunia. Wahai ahli kemurahan dan kedermawanan.

Penjelasan Mendalam: Ini adalah salah satu shalawat yang sangat populer dan sering dilantunkan. Ini adalah salam langsung kepada Rasulullah SAW, “Ya Rosuulallaah salaamun ‘alaik” (Wahai Rasulullah, salam atasmu). Ini menunjukkan kedekatan dan penghormatan.

Kemudian, Maulid Diba’ memuji kedudukan Nabi yang tinggi, “Ya rofii’asy syaani wad daroji” (wahai yang tinggi kedudukan dan derajatnya). Ini mengingatkan kita akan keutamaan beliau di sisi Allah.

Frasa “Athfatan yaa jiiratal ‘alami” adalah permohonan belas kasih dari Nabi, yang digambarkan sebagai “tetangga dunia” – seseorang yang dekat dan peduli dengan nasib umat manusia. Ini adalah permohonan syafaat dan perhatian dari beliau.

Terakhir, “Yaa uhailal juudi wal karomi” memuji Nabi sebagai pribadi yang sangat murah hati dan dermawan. Sifat ini adalah salah satu akhlak paling menonjol dari Nabi Muhammad SAW, yang selalu mendahulukan orang lain dan memberi tanpa batas. Keseluruhan bait ini adalah permohonan dan pujian yang mendalam, mempersiapkan hati untuk bagian Qiyam.


BAGIAN IV: QIYAM - PUNCAK PENGAGUNGAN

Bagian Qiyam adalah inti dan puncak emosional dari pembacaan Maulid Diba’. Pada bagian ini, semua hadirin berdiri sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan kepada Nabi Muhammad SAW. Inilah bagian dari bacaan maulid diba latin dan artinya yang paling dikenal.

Teks Asli (Bagian 11): يَا نَبِيْ سَلَامٌ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلْ سَلَامٌ عَلَيْكَ يَا حَبِيْبْ سَلَامٌ عَلَيْكَ صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْكَ

Bacaan Maulid Diba Latin: Ya Nabi salaam ‘alaika Ya Rosuul salaam ‘alaika Ya Habiib salaam ‘alaika Sholawaatullaah ‘alaika

Artinya: Wahai Nabi, salam atasmu. Wahai Rasul, salam atasmu. Wahai Kekasih, salam atasmu. Shalawat Allah (rahmat-Nya) atasmu.

Penjelasan Mendalam: Ini adalah bagian yang paling ikonik dari Maulid Diba’, dilantunkan saat Qiyam (berdiri). Dengan berdiri, umat Muslim menunjukkan penghormatan tertinggi kepada Nabi Muhammad SAW. Setiap baris adalah salam langsung kepada Nabi, memanggil beliau dengan sebutan-sebutan mulia: “Ya Nabi” (wahai Nabi), “Ya Rosuul” (wahai Rasul), dan “Ya Habiib” (wahai Kekasih).

Panggilan “Ya Nabi” mengakui beliau sebagai pembawa risalah. “Ya Rosuul” menegaskan tugasnya sebagai utusan Allah. Dan “Ya Habiib” adalah ungkapan cinta yang mendalam, mengakui beliau sebagai kekasih Allah dan kekasih bagi seluruh umatnya. Tiga panggilan ini mencakup seluruh aspek kenabian, kerasulan, dan kemanusiaan beliau yang sempurna dan dicintai.

Diakhiri dengan “Sholawaatullaah ‘alaika” (Shalawat Allah atasmu), ini adalah permohonan agar Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan berkah-Nya kepada Nabi. Bagian ini sering diulang berkali-kali dengan irama yang syahdu, menciptakan suasana spiritual yang mendalam, di mana hati dan pikiran seolah-olah hadir di hadapan Nabi, merasakan kedekatan dan curahan cinta.

2. Pujian Lanjutan Saat Qiyam

Setelah salam pembuka Qiyam, dilanjutkan dengan pujian-pujian yang lebih panjang.

Teks Asli (Bagian 12): أَشْرَقَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا فَاخْتَفَتْ مِنْهُ الْبُدُورُ مِثْلَ حُسْنِكَ مَا رَأَيْنَا قَطُّ يَا وَجْهَ السُّرُورِ

Bacaan Maulid Diba Latin: Asyroqol badru ‘alainaa Fakhtafat minhu baduruu Mitsla husnikamaa ro’ainaa Qotthu yaa wajhas suruuri

Artinya: Telah terbit bulan purnama atas kami, Maka lenyaplah darinya bulan-bulan (lainnya). Belum pernah kami melihat yang seindah engkau, Wahai wajah kegembiraan.

Penjelasan Mendalam: Bait ini adalah pujian yang sangat indah dan puitis. Nabi Muhammad SAW diibaratkan sebagai “asyroqol badru ‘alainaa” (bulan purnama yang terbit atas kita). Kemunculannya begitu cemerlang sehingga “fakhtafat minhu baduruu” (bulan-bulan lain pun redup dan lenyap). Ini adalah metafora untuk menunjukkan bahwa keindahan, kesempurnaan, dan cahaya Nabi Muhammad SAW jauh melebihi keindahan, kesempurnaan, atau cahaya makhluk lainnya. Beliau adalah sumber cahaya sejati.

Kemudian, dengan penuh kekaguman, diungkapkan “mitsla husnikamaa ro’ainaa qotthu” (belum pernah kami melihat yang seindah engkau). Ini adalah pengakuan mutlak akan keindahan fisik dan akhlak Nabi yang tiada tandingannya.

Diakhiri dengan “yaa wajhas suruuri” (wahai wajah kegembiraan), yang menggambarkan bahwa kehadiran Nabi adalah sumber kebahagiaan, kedamaian, dan suka cita bagi seluruh alam. Wajah beliau memancarkan ketenangan dan kebahagiaan. Bagian ini membangkitkan rasa kagum dan kecintaan yang mendalam kepada Nabi.

3. Keutamaan dan Karakteristik Nabi

Pujian Qiyam terus berlanjut, menyebutkan keutamaan-keutamaan Nabi.

Teks Asli (Bagian 13): أَنْتَ شَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ أَنْتَ نُوْرٌ فَوْقَ نُوْرٍ أَنْتَ إِكْسِيْرٌ وَغَالِي أَنْتَ مِصْبَاحُ الصُّدُورِ

Bacaan Maulid Diba Latin: Anta syamsun anta badrun Anta nuurun fauqo nuurin Anta iksiirun wa ghoalii Anta mishbaahush shuduri

Artinya: Engkau adalah matahari, Engkau adalah bulan purnama. Engkau adalah cahaya di atas cahaya. Engkau adalah emas murni yang berharga, Engkau adalah pelita hati (dada).

Penjelasan Mendalam: Bait ini melanjutkan metafora cahaya dan keagungan. Nabi Muhammad SAW diibaratkan sebagai “syamsun” (matahari) dan “badrun” (bulan purnama), simbol penerang dan pemimpin. Lebih dari itu, beliau adalah “nuurun fauqo nuurin” (cahaya di atas cahaya), menegaskan bahwa cahaya beliau bukanlah cahaya biasa, melainkan cahaya ilahi yang berlipat ganda, sumber dari segala petunjuk.

Frasa “Anta iksiirun wa ghoalii” menggambarkannya sebagai “emas murni yang berharga” atau “elixir” (zat yang berharga). Ini menunjukkan betapa berharga dan tak ternilainya beliau bagi umat manusia, membawa kemuliaan dan kebaikan.

Akhirnya, beliau adalah “mishbaahush shuduri” (pelita hati/dada). Ini adalah gambaran bahwa Nabi adalah penerang jiwa, yang menghilangkan kegelapan kebodohan dan kesesatan dari hati manusia, membimbing mereka kepada keimanan dan kebaikan. Setiap bait ini adalah lautan makna yang dalam, menanamkan rasa cinta, hormat, dan ketergantungan kepada Nabi Muhammad SAW.

4. Nabi Sebagai Penyempurna Akhlak

Pujian Qiyam juga menekankan peran Nabi sebagai penyempurna akhlak.

Teks Asli (Bagian 14): يَا حَبِيْبِي يَا مُحَمَّدْ يَا عَرُوْسَ الْخَافِقَيْنِ يَا مُؤَيَّدْ يَا مُمَجَّدْ يَا إِمَامَ الْقِبْلَتَيْنِ

Bacaan Maulid Diba Latin: Ya habiibi yaa Muhammad Ya ‘aruusal khoofiqoini Ya mu’ayyad ya mumajjad Ya imaamal qiblataini

Artinya: Wahai kekasihku, wahai Muhammad. Wahai pengantin dua alam (timur dan barat). Wahai yang dikuatkan, wahai yang diagungkan. Wahai imam dua kiblat.

Penjelasan Mendalam: Ini adalah sapaan penuh keintiman: “Ya habiibi yaa Muhammad” (Wahai kekasihku, wahai Muhammad). Ini adalah ungkapan cinta personal dari setiap pembaca kepada Nabi.

“Ya ‘aruusal khoofiqoini” (Wahai pengantin dua alam/timur dan barat) adalah metafora yang kuat, menggambarkan Nabi sebagai pusat perhatian dan kegembiraan bagi seluruh makhluk di timur dan barat, seluruh dunia. Seolah-olah alam semesta merayakan beliau layaknya sebuah pernikahan agung.

“Ya mu’ayyad ya mumajjad” (Wahai yang dikuatkan, wahai yang diagungkan) menegaskan bahwa Nabi senantiasa mendapatkan dukungan dan pertolongan dari Allah, dan beliau adalah sosok yang pantas untuk selalu dihormati dan diagungkan.

Dan “Ya imaamal qiblataini” (Wahai imam dua kiblat) merujuk pada Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin shalat di kedua kiblat (Baitul Maqdis dan Ka’bah). Ini adalah salah satu kehormatan khusus yang diberikan Allah kepada beliau. Setiap barisnya mengandung pengakuan akan kemuliaan, peran, dan kasih sayang Nabi.


BAGIAN V: DO’A DAN PENUTUP

Setelah lantunan Qiyam yang menggema, Maulid Diba’ biasanya diakhiri dengan doa penutup, memohon keberkahan dan syafaat Nabi Muhammad SAW. Bagian ini adalah penutup dari rangkaian bacaan maulid diba latin dan artinya.

1. Permohonan Syafaat dan Keberkahan

Doa penutup biasanya dimulai dengan permohonan syafaat.

Teks Asli (Bagian 15): بِجَاهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرُوْسِ الْخَافِقَيْنِ وَقُدْوَةِ الثَّقَلَيْنِ اِغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا وَارْحَمْنَا يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bacaan Maulid Diba Latin: Bi jaahin Nabiyyi shollallahu ‘alaihi wa sallam ‘Aruusil khoofiqoini wa qudwaatits tsaqolaini Ighfir lanaa dzunuubanaa wa tub ‘alainaa Warhamnaa yaa Robbal ‘aalamiin

Artinya: Dengan kemuliaan Nabi, semoga shalawat dan salam terlimpah padanya, Pengantin dua alam dan teladan dua golongan (jin dan manusia), Ampunilah dosa-dosa kami dan terimalah taubat kami. Dan rahmatilah kami, wahai Tuhan semesta alam.

Penjelasan Mendalam: Doa ini adalah permohonan yang diajukan “bi jaahin Nabiyyi” (dengan kemuliaan Nabi). Ini adalah tawasul, menjadikan Nabi sebagai perantara dalam berdoa kepada Allah, dengan keyakinan bahwa karena kemuliaan beliau, doa kita akan lebih mudah dikabulkan.

Nabi kembali disebut sebagai “arusil khoofiqoini” (pengantin dua alam) dan “qudwaatits tsaqolaini” (teladan dua golongan, yaitu jin dan manusia). Ini menegaskan kembali universalitas kenabian beliau sebagai panutan bagi seluruh makhluk berakal.

Kemudian, inti doa: “Ighfir lanaa dzunuubanaa wa tub ‘alainaa” (Ampunilah dosa-dosa kami dan terimalah taubat kami). Ini adalah pengakuan akan dosa dan kebutuhan mendesak akan ampunan Allah. Dan diakhiri dengan “Warhamnaa yaa Robbal ‘aalamiin” (Dan rahmatilah kami, wahai Tuhan semesta alam), memohon rahmat Allah yang meliputi segala sesuatu.

2. Doa Penutup Umum dan Harapan

Bagian terakhir biasanya berisi doa-doa yang lebih umum untuk keberkahan, kemudahan, dan kebaikan dunia akhirat.

Teks Asli (Bagian 16): وَاغْفِرْ لِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ وَاجْعَلْنَا مِنَ الْفَائِزِيْنَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاخْتِمْ لَنَا بِخَاتِمَةِ السَّعَادَةِ وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ إِلَيْكَ وَفِي جِوَارِ نَبِيِّكَ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Bacaan Maulid Diba Latin: Waghfir lijamii’il muslimiina wal muslimaat Wal mu’miniina wal mu’minaat Al-ahyaa’i minhum wal amwaat Waj’alnaa minal faaiziina fid dunyaa wal aakhirah Wakhtim lanaa bikhaatimatissa’aadah Waj’alnaa minal muqorrobiina ilaika Wa fii jiwaari nabiyyikal Mushthofa shollallahu ‘alaihi wa sallam

Artinya: Dan ampunilah seluruh Muslimin dan Muslimat, Dan Mukminin dan Mukminat, Yang masih hidup di antara mereka dan yang telah meninggal dunia. Dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Dan akhirilah hidup kami dengan akhir yang bahagia. Dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang dekat dengan-Mu, Dan berada di sisi Nabi-Mu yang terpilih, semoga shalawat dan salam terlimpah padanya.

Penjelasan Mendalam: Doa ini mencakup seluruh umat Islam. Dimulai dengan permohonan ampunan untuk seluruh Muslimin dan Muslimat, Mukminin dan Mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Ini adalah doa universal yang menunjukkan solidaritas umat.

Kemudian, doa beralih ke harapan pribadi dan jamaah: “Waj’alnaa minal faaiziina fid dunyaa wal aakhirah” (Dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat). Ini adalah permohonan akan kesuksesan dan kebahagiaan sejati di kedua alam.

“Wakhtim lanaa bikhaatimatissa’aadah” adalah doa yang sangat penting, memohon agar akhir hidup kita adalah akhir yang bahagia, yaitu husnul khatimah.

Puncak dari doa ini adalah permohonan kedekatan dengan Allah dan Nabi: “Waj’alnaa minal muqorrobiina ilaika” (Dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang dekat dengan-Mu) dan “Wa fii jiwaari nabiyyikal Mushthofa shollallahu ‘alaihi wa sallam” (Dan berada di sisi Nabi-Mu yang terpilih). Ini adalah harapan tertinggi seorang Muslim, untuk mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah dan Nabi Muhammad SAW di surga. Ini adalah penutup yang sempurna untuk sebuah majelis yang didedikasikan untuk mencintai dan mengingat Nabi.

3. Penutup dengan Shalawat dan Taslim

Selalu diakhiri dengan shalawat sebagai penegas.

Teks Asli (Bagian 17): صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا عَلَى هَذَا الْحَبِيْبِ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Bacaan Maulid Diba Latin: Sholli wa sallim daa-iman ‘alaa haadzal habiib Wa aalihi wa shohbihi ajma’iin Walhamdu lillaahi Robbil ‘aalamiin

Artinya: Limpahkan rahmat dan keselamatan selalu kepada kekasih ini (Nabi Muhammad), Dan kepada keluarga serta para sahabatnya seluruhnya. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Penjelasan Mendalam: Penutup ini mengulang kembali inti dari Maulid: shalawat dan salam yang tiada henti kepada Nabi Muhammad SAW (“daa-iman,” selalu). Shalawat ini tidak hanya ditujukan kepada Nabi, tetapi juga kepada keluarga beliau (“wa aalihi”) dan para sahabat beliau (“wa shohbihi ajma’iin,” seluruhnya). Ini adalah bentuk penghargaan kepada mereka yang telah mendukung dakwah Nabi.

Dan akhirnya, ditutup dengan “Walhamdu lillaahi Robbil ‘aalamiin” (Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam), mengembalikan segala puji dan syukur kepada Allah SWT. Ini adalah pengingat bahwa segala kebaikan, termasuk keberkahan majelis Maulid, berasal dari-Nya.


Maulid Diba’ dalam Konteks Kekinian

Di tengah arus modernisasi dan tantangan zaman, peran Maulid Diba’ tetap relevan. Bagi banyak komunitas Muslim, terutama di Indonesia, Maulid Diba’ bukan hanya tradisi, tetapi juga sebuah identitas spiritual. Ia menjadi pengikat komunitas, wadah pendidikan akhlak, dan sarana untuk memperbaharui cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

bacaan maulid diba latin dan artinya memainkan peran krusial dalam menjaga relevansi ini. Dengan adanya transliterasi, generasi muda yang mungkin lebih familiar dengan huruf Latin tetap dapat melafalkan bacaan ini dengan benar. Sementara terjemahan artinya memungkinkan mereka untuk memahami pesan-pesan mendalam, tidak hanya sekadar melafalkan tanpa tahu maknanya. Pemahaman ini penting agar penghayatan terhadap Maulid Diba’ tidak hanya berhenti pada ritual, tetapi meresap hingga ke dalam hati dan terefleksi dalam perilaku sehari-hari.

Dalam era digital ini, akses terhadap bacaan maulid diba latin dan artinya menjadi semakin mudah melalui berbagai aplikasi, website, dan media sosial. Ini adalah peluang besar untuk menyebarkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya kepada khalayak yang lebih luas. Namun, penting untuk diingat bahwa kemudahan akses ini juga harus diimbangi dengan pemahaman yang benar dan bimbingan dari para ulama agar tidak terjadi salah tafsir atau penyalahgunaan.

Membangun Cinta Melalui Pemahaman

Mencintai Nabi Muhammad SAW adalah sebuah perintah agama dan juga fitrah bagi setiap Mukmin. Cinta ini harus diwujudkan dalam berbagai bentuk, salah satunya dengan mengingat, mengagungkan, dan meneladani beliau. Maulid Diba’ adalah salah satu media yang efektif untuk mencapai tujuan ini.

Ketika kita melantunkan bacaan maulid diba latin dan artinya, kita tidak hanya mengucapkan kata-kata. Kita sedang berdialog dengan sejarah, dengan spiritualitas, dan dengan sosok agung Rasulullah SAW. Setiap kalimat yang memuji, setiap kisah yang diceritakan, adalah undangan untuk merenung, mengambil ibrah (pelajaran), dan menumbuhkan kerinduan.

Misalnya, ketika kita membaca bagian tentang kelahiran Nabi, kita diingatkan akan betapa istimewanya beliau, cahaya yang membawa rahmat bagi semesta alam. Ini harus memotivasi kita untuk mengikuti petunjuknya. Ketika kita membaca tentang akhlaknya yang mulia, kita harus terinspirasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik, penyayang, jujur, dan adil seperti beliau. Ketika kita mengucapkan shalawat, kita bukan hanya berharap pahala, tetapi juga berharap mendapatkan kedekatan dengan beliau di dunia dan di akhirat.

Memahami makna dari setiap bait Maulid Diba’ akan mengubah pengalaman kita. Dari sekadar rutinitas, ia akan menjadi perjalanan spiritual yang mendalam, membersihkan hati, mencerahkan pikiran, dan menguatkan iman. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Kesimpulan

Maulid Diba’ adalah sebuah warisan spiritual yang tak ternilai harganya bagi umat Islam. Melalui lantunan indah dan narasi yang mengharukan, ia membawa kita pada sebuah perjalanan untuk mengenal, mencintai, dan meneladani Nabi Muhammad SAW. Keberadaan bacaan maulid diba latin dan artinya menjadi jembatan penting bagi banyak orang untuk mengakses dan menghayati kekayaan makna yang terkandung di dalamnya, terlepas dari kemampuan membaca huruf Arab.

Semoga artikel yang komprehensif ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang Maulid Diba’, memperjelas setiap bagian dari teksnya, dan menginspirasi kita semua untuk lebih sering mengamalkan dan menghayati bacaan mulia ini. Mari kita jadikan Maulid Diba’ sebagai sarana untuk senantiasa memperbaharui cinta kita kepada Rasulullah SAW, memohon syafaatnya, dan berusaha sekuat tenaga untuk menghidupkan sunah-sunahnya dalam setiap aspek kehidupan kita.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, berkah, dan hidayah kepada kita semua, dan mengumpulkan kita kelak bersama Nabi Muhammad SAW di surga-Nya. Aamiin ya Rabbal Alamin.

Wallahul Muwafiq Ila Aqwamit Thoriq Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Related Posts

Random :